Selasa, 10 Maret 2015

► Anak Kita... Bukan Milik Kita



______ mendidikanak68.blogspot.com ______

Pernah mendengar sebuah nasehat indah, yang isinya kurang lebih seperti ini...

“Anak kita bukan milik kita, tapi milik Allah. Anak adalah titipan, amanah dari Allah, maka tugas kita sebagai orang tua hanya mendidik mereka seperti apa yang pemiliknya titahkan. Mengarahkan mereka menjadi pribadi yang pemiliknya inginkan. Seperti yang Allah inginkan.”


Bila kita memandang anak kita adalah milik kita, maka kita akan merasa terbebani. Anak harus menjadi ini, anak tidak boleh begitu dan itu semua harus terpenuhi, tidak boleh tidak. Maka ketika segala impian dan harapan itu tidak sesuai dengan kenyataan, kita akan sangat terpukul dan kecewa. Bahkan mungkin merasa patah arang dalam mendidik mereka.

Tapi bila kita sepenuhnya menyadari bahwa anak kita sejatinya bukan milik kita, melainkan hanya titipan dan amanah Allah semata... Maka seperti apapun jadinya anak kita kelak, tentu setelah melalui proses panjang pengajaran dan pendidikan yang kita berikan, juga kesabaran... adalah murni kehendak Pemiliknya.

Tak kurang segala usaha yang kita lakukan, dengan segenap kemampuan yang kita berikan, agar mereka tumbuh dan menjadi apa yang diinginkan pemiliknya. Menjadi pribadi shalih nan bertaqwa. Tapi apa boleh buat? Terkadang pemiliknya justru berkehendak lain. Melalui titipanNya kita diujiNya. Ya, melalui anak kita.

“Sesungguhnya harta dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (At-Taghabun: 15)

Seluas apa kesabaran kita, segigih apa perjuangan kita... Dan sungguh terasa berat beban itu jika kita tak menyandarkan dan menyerahkannya sepenuhnya kepada Allah. Karena kadang kita membentuk mereka sesuai keinginan kita, bukan keinginan Allah. Karena mungkin pengharapan kita demikian tingginya, sedang mereka hanya manusia biasa yang punya segudang keterbatasan dan kelebihan masing-masing.

Ketika hati terasa lelah menghadapi fitnah dunia yang Allah hadirkan lewat buah hati tercinta... Berdo’alah... Rebahkan diri dalam sujud-sujud panjang dan memohonlah pada sang Pemilik Segalanya...
“Robbanaa hab lanaa min azwajinaa wa dzurriyatinaa qurrota a’yun waj’alnaa lil muttaqiina imaamaa” [Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami, isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa]. (QS. Al Furqon: 74)

“Ya Rabb, mereka adalah milikMu... amanah dariMu.. Bimbinglah mereka ke jalanMu... Gerakkan hati mereka sesuai keinginanMu... Sesungguhnya itu semua mudah bagiMu... Karena hanya Engkau yang bisa... Dan tak ada satupun yang mampu selainMu dan atas izinMu. Maka kupercayakan mereka hanya kepadaMu...”

Karena anak-anak kita, hanyalah makhluk Allah yang Ia titipkan kepada kita. Mereka bukan milik kita, bahkan diri kita sendiri pun, bukan milik kita. Juga karena kita, sebagai orang tua, jauh dari kata sempurna, yang tentu tak lepas dari lalai dan alpa.
Maka setelah ikhtiar yang tak berkesudahan, sabar yang tak berbatas dan do’a tulus yang tak pernah putus, selesailah tugas kita. Serahkanlah semua kepada Pemiliknya. Ia lebih tahu apa yang terbaik bagi hambaNya…

“Tidak ada sesuatu yang lebih menyejukkan mata seorang mukmin selain melihat istri dan keturunannya taat pada Allah ‘azza wa jalla.” (Al Qurthubi). Perkataan semacam ini juga dikatakan oleh Al Hasan Al Bashri. (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 10/333)

 
;